...SELAMA, MUSIM BELUM BERGULIR... MASIH ADA WAKTU SALING MEMBUKA DIRI...

Kamis, 10 April 2008

Ebiet G. Ade Biography

Akrab dengan alam dan duka derita kelompok tersisih, itulah ciri lirik puisi Abdullah Abdul Gafar, alias Ebiet G. Ade, yang lahir di Wonodadi, Banyumas, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1955. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia.

Anak bungsu Aboe Ja'far ini dulu memendam banyak cita-cita. Ingin jadi insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi -- kendati ia lebih suka disebut penyair -- dan terkenal.

Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta, 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Dikenal dekat dengan seniman Emha Ainun Najib, malah sering kali melantunkan syair kawannya itu dengan petikan gitarnya. Toh, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya.Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari tembok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Rekaman demi rekaman dilaluinya dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina. "Untuk mencapai hasil yang lebih baik," katanya. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.

Menikah dengan Yayuk Sugianto, Ebiet dikaruniai empat anak: Abietyasakti Ksatria Kinasih, Adaprabu Hantip Trengginas, Byatuasa Pakarti Hinuwih, Segara Banyu Bening.

Pasangan ini menempati rumah besar dan sejuk di kawasan Ciganjur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di rumah ini Ebiet memelihara sekitar 20 ekor burung.

Belakangan, ia melakukan rekaman di Colombia Record, AS. Ia menyertakan Adie MS dan Jimmy Manoppo sebagai rekanan yang membantu musiknya. Lalu, ada orang menilai, Ebiet kini tidak lagi merakyat. Puisi-puisinya kurang menyentuh. Mungkinkah karena kini ia hidup berkecukupan? Ia pun, agaknya, menyadari hal itu. ''Saya berusaha tetap mempertahankan ciri, meskipun saya merasakan ada sesuatu yang kini kurang,'' katanya suatu ketika.

Meskipun sudah populer dan hasil rekamannya terbilang laku keras, ia tidak mau main film. ''Itu bukan bidang saya. Kalau saya melakukannya, berarti membunuh karier saya,'' katanya.

Ebiet pernah terpilih sebagai penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI 1989-1992, pemenang BASF Awards 1984 hingga 1988, dan penyanyi terbaik Anugerah Musik Indonesia 1997.

Pernah Ebiet “menyepi” selama empat tahun. Sepanjang tahun 1993, ia hanya mengeluarkan lagu Aku Ingin Pulang dan tahun 1995 disusul dengan Cinta Sebening Embun. Di akhir tahun 1996, Ebiet mengeluarkan album berjudul Kupu-kupu Kertas.

Di pihak lain, Ebiet pun kini makin sadar untuk bisa lebih berkompromi dengan sejumlah musisi lain yang mendukung pembuatan album terbarunya. Album Kupu-kupu Kertas didukung banyak musisi andal, antara lain Ian Antono, Billy J Budiardjo, Purwacaraka, dan Erwin Gutawa. Cuma, kalau soal menciptakan lagu, Ebiet masih konsisten, tidak mau bekerja sama dengan orang lain.

Sukses dengan karya-karya besar itu Ebiet G. Ade kembali mengeluarkan karya-karyany seperti Aku Ingin Pulang (1996), Gamelan (1998), Balada Cinta (2000), Bahasa Langit (2001) dan terakhir adalah album In Love (2007).

Kick Andy: Perjalanan Ebiet di Putar Ulang


Penonton bertepuk tangan ketika pengamen itu usai menyanyikan lagu Cintaku Kandas di Rerumputan dengan iringan gitar dan harmonika. Bait demi bait dinyanyikannya dengan sepenuh perasaan.

Cu Ong, nama pengamen jalanan itu, ternyata mampu menyanyikan seratus lagu Ebiet G. Ade terus menerus tanpa henti. Termasuk lagu-lagu Iwan Fals dan Franky Sahilatua, pria asal Tegal ini mampu menyanyikan 400 lagu selama 29 jam 29 menit dan 29 detik. Kemampuannya menghafal semua lirik lagu dan menyanyi nonstop itu menyebabkan Museum Rekor Indonesia (MURI) mengakuinya sebagai "Penyanyi Pertama dengan Lagu Terbanyak".

"Saya memang penggemar berat Ebiet," ujarnya. Maka, Cu Ong mengaku bagaikan sedang bermimpi ketika dia diberi kesempatan bersanding bersama pujaannya saat tampil di Kick Andy.

Sementara itu mata Ebiet tampak berkaca-kaca usai mendengarkan Cu Ong menyanyikan lagunya dengan sepenuh perasaaan. "Saya terharu mendengar pengakuannya bahwa lagu-lagu saya menginspirasi Cu Ong dalam kehidupannya," tutur Ebiet.

Ebiet adalah sebuah nama yang kerap memberi inspirasi bagi banyak orang. Kekuatan lirik dan syair dalam setiap lagunya adalah kekhasan Ebiet yang tidak dimiliki oleh penyanyi lain. Simak saja lagu Berita kepada Kawan yang bercerita tentang bencana alam yang terjadi di negeri ini. Lagu itu hampir selalu diputar di radio-radio dan televisi jika terjadi bencana alam. Padahal lagu itu diciptakannya puluhan tahun lalu.

Belakangan, banyak pihak mengkritiknya karena mereka menilai Ebiet yang kehidupannya kini sudah mapan tidak lagi peka, tidak lagi sensitif, terhadap kejadian di sekitarnya. Banyak yang berharap Ebiet melahirkan lagu-lagu yang menggugah manakala terjadi bencana. Misalnya waktu terjadi Tsunami dan gempa Yogya. Lalu apa jawab Ebiet saat tampil di Kick Andy?

Penyanyi yang melejit dengan serial lagu Camelia ini juga bercerita tentang masa lalunya yang menggelandang di Malioboro sampai kehidupan percintaannya dengan Yayu Sugianto, sang istri.

"Papa seorang perfeksionis. Semua harus sempurna. Tapi dia orangtua yang demokratis," ujar Yayas, sang putri, yang mulai mengikuti jejak sang ayah. Bersama sang kakak, Dera, mereka menyanyikan sebuah lagu Ebiet dengan gaya anak muda.

Lalu bagaimana jadinya jika bersama pemusik Purwacaraka dan gitaris Ian Antono, penyanyi yang terlahir dengan nama Abdul Gafar Abdullah ini menyanyikan lagu Kupu-Kupu Kertas?

Kisah perjalanan hidup Ebiet yang menyentuh dengan lagu-lagu hit Ebiet ini dapat Anda nikmati di Kick Andy, Kamis, 21 Desember 2006 dan Minggu, 24 Desember 2006.

sumber: http://www.kickandy.com/topik.asp?id=50

Rabu, 09 April 2008

Profil Ebiet G. Ade


Nama populer : Ebiet G. Ade
Nama lengkap : Ebiet Ghoffard Ade
Nama asli : Abid Ghoffar Aboe Dja’far
Tanggal/ Tempat Lahir : 21 April 1954, Wanadadi, Banjarnegara,Jawa-Tengah.
Agama : Islam
Menikah : 04 Februari 1982
Nama Istri : Yayu Sugianto (Koespudji Rahayu)

Nama anak-anak:

1. Abietyasakti Ksatria Kinasih (Abie) ♂
08-12-1982.
2. Aderaprabu Lantip Trengginas (Dera) ♂
06-01-1986.
3. Byatriasa Pakarti Linuwih (Yayas) ♀
06-04-1987.
4. Segara Banyu Bening (Dega) ♂
11-12-1989.

Penghargaan - Penghargaan:

Golden dan Platinum Record sebanyak delapan belas buah dari Jackson Record dan label lainnya sejak album “Camellia I” dan berturut-turut sampai album “Isyu”
Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI tahun 1979 berturut – turut sampai tahun 1984
Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia tahun 1980 berturut – turut sampai tahun 1985
Penghargaan Diskotek Indonesia tahun 1981
Sepuluh Lagu Terbaik ASIRI tahun 1980 – 1981
Sepuluh Lagu Terbaik ASIRI tahun 1981 – 1982
Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987
Tahun 1984-1985 BASF Award
Tahun 1985-1986 BASF Award
Tahun 1986-1987 BASF Award
Tahun 1987-1988 BASF Award
Tahun 1988-1989 BASF Award
Album terbaik ballada & country AMI Award tahun 1997
Penyanyi Solo terbaik AMI Award tahun 1997
Lagu Terbaik AMI Sharp Award tahun 2000
Penghargaan Musisi Legenda PLANET MUZIEK Singapura tahun 2002
Penghargaan Lingkungan Hidup tahun 2005
Duta Lingkungan Hidup tahun 2006
Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda tahun 2006
Dan masih banyak lagi penghargaan – penghargaan dari berbagai institusi independen